Kamis, 03 Juni 2010

Suku komering adalah orang lampung juga

ADAT SAIBATIN LAMPUNG

ADAT SAIBATIN LAMPUNG
Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
Blog ini
 
 
 
 
Di-link Dari Sini
 
 
 

Web
 
 
 

Jumat, 05 Juni 2009

SUKU KOMERING ADALAH ORANG LAMPUNG JUGA

Dalam kesempatan ini, penulis menyempatkan diri untuk membuat artikel yang berjudul " Suku Komering adalah Orang Lampung Juga". Hal yang mendasari penulis membuat artikel ini adalah di karena ada pandangan dari sebagian masyarakat Komering (Sumatera Selatan) yang tidak mengaku sebagai bagian dari masyarakat Lampung. Hal tersebut perlu dikaji dengan bukti sejarah mengenai asal-usul dan perpindahan suku Komering, terutama ke Lampung.

Untuk lebih jelasnya mengenai asal-usul dan perpindahan suku Komering (dikutip dari Wacana Nusantara : Perjalanan Komering di Lampung) akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Asal-Usul Tujuh Kepuhyangan

Pada suatu ketika bergeraklah sekelompok besar turun dari dataran tinggi Gunung Pesagi menyusuri sungai dengan segala cara seperti dengan rakit bambu, dan lain-lain. Menyusuri Sungai Komering menuju muara. Menyusuri atau mengikuti dalam dialek komering lama adalah samanda. Kelompok pertama ini kita kenal kemudian dengan nama Samandaway dari kata Samanda-Di-Way berarti mengikuti atau menyusuri sungai.

Pada artikel yang berjudul Kebesaran Sriwijaya yang Tak Tersisa - The Rise of Sriwijaya Empire (Komentar Agung Arlan), disebutkan bahwa Kepuhyangan Samandaway yang merupakan kepuhyangan tertua komering menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Sriwijaya dengan Pu Hyang Jaya Naga (Sri Jaya Naga) sebagai Raja Sriwijaya pertama yang berkedudukan di daerah dekat Gunung Seminung dan kemudian berpindah ke Minanga (Setelah itu Pusat Ibu Kota berpindah ke Palembang, dan yang terakhir ke Jambi pada beberapa kurun masa Kerajaan Sriwijaya).

Kelompok ini akhirnya sampai di muara (Minanga) dan kemudian berpencar. Mereka menncari tempat-tempat strategis dan mendirikan tiga kepuhyangan. Kepuhyangan pertama menempati pangkal teluk yang agak membukit yang kini dikenal dengan nama Gunung Batu. Mereka berada di bawah pimpinan Pu Hyang Ratu Sabibul. Kepuhyangan kedua menempati suatu dataran rendah yang kemudian dinamakan Maluway di bawah pimpinan Pu Hyang Kaipatih Kandil. Kepuhyangan ketiga menempati muara dalam suatu teluk di bawah pimpinan Pu Hyang Minak Ratu Damang Bing. Di tempat ini kemudian dikenal dengan nama Minanga.

Tak lama setelah rombongan pertama, timbul gerakan penyebaran rumpun Skala Brak ini. Menyusul pula gerakan penyebaran kedua yang seterusnya mendirikan kepuhyangan keempat. Kepuhyangan keempat menemukan suatu padang rumput yang luas kemudian menempatinya. Mereka di bawah pimpinan Pu Hyang Umpu Sipadang. Pekerjaan mereka membuka padang ini disebut Madang dan kemudian dijadikan nama Kepuhyangan Madang. Tempat pertama yang mereka duduki dinamakan Gunung Terang.

Kepuhyangan kelima di bawah pimpinan Pu Hyang Minak Adipati yang konon kabarnya suka membawa peliung. Dari kegemarannya ini dinamakan pada nama kepuhyangan mereka menjadi "Pemuka Peliung". Dari kepuhyangan ini kelak kemudian hari setelah Perang Abung menyebar mendirikan kepuhyangan baru, yaitu Kepuhyangan Banton oleh Pu Hyang Ratu Penghulu.

Kepuhyangan Pakuon oleh Puhyang itu dan Kepuhyangan Pulau Negara oleh Pu Hyang Umpu Ratu. Kepuhyangan Keenam di bawah pimpinan Pu Hyang Jati Keramat. Istrinya, menurut kepercayaan setempat, berasal dari atau keluar dari Bunga Mayang Pinang. Kepercayaan ini membekas dan diabadikan pada nama kepuhyangan mereka, yaitu Bunga Mayang (kelak kemudian hari, inilah cikal bakal Lampung Sungkai).

Kepuhyangan ketujuh di bawah pimpinan Pu Hyang Sibalakuang. Mereka pada mulanya menempatkan diri di daerah Mahanggin. Ada yang mengatakan kepuhyangan daya (dinamis/ulet). Kelak kemudian hari kepuhyangan ini menyebar mendirikan cabang-cabang di daerah sekitarnya seperti Sandang, Rawan, Rujung, Kiti, Lengkayap, dan lain-lain. Nama-nama marga atau kepuhyangan yang berasal dari rumpun kepuhyangan ini banyak menggunakan nama Bhu-Way (buway).

Nama kebhuwayan ini dibawa orang-orang dari Skala Brak baru generasi Paksi Pak. Ketujuh kepuhyangan yang mendiami lembah sungai yang kini dinamakan "Komering". Masing-masing pada mulanya berdiri sendiri dengan pemerintahan sendiri. Di bawah seorang sesepuh yang dipanggil pu hyang. Mereka menguasai tanah dan air yang mereka tempati dengan batas-batas yang disepakati.

Ditinjau dari tujuan gerakan penyebaran (mempertahankan kelanjutan hidup kelompok untuk mencari tempat yang memberi jaminan kehidupan) serta cara mencari tempat yang strategis dalam mengikuti aliran sungai (samanda-diway), tampaknya Kepuhyangan Samandaway adalah yang pertama dan tertua. Orang-orang Samandaway menempati muara sampai di ujung tanjung (Gunung Batu).

2. Penyebaran Suku Komering Ke Lampung

Tak diragukan lagi, banyak orang Komering yang keluar dari daerah asal mereka di sepanjang aliran Way Komering untuk mencari penghidupan baru pindah ke wilayah yang dihuni etnis Lampung lain. Mereka membuka umbul maupun kampung (tiuh). Perpindahan kali pertama mungkin oleh marga Bunga Mayang yang kelak kemudian hari menjadi Lampung Sungkai/Bunga Mayang.

Seperti diutarakan Suntan Baginda Dulu (Lampung Ragom, 1997): "Kelompok Lampung Sungkai asal nenek moyang mereka adalah orang Komering di tahun 1800 M pindah dari Komering Bunga Mayang menyusur Way Sungkai lalu minta bagian tanah permukiman kepada tetua Abung Buway Nunyai pada tahun 1818 s.d. 1834 M kenyataan kemudian hari mereka maju. Mampu begawi menyembelih kerbau 64 ekor dan dibagi ke seluruh Kebuayan Abung."

Oleh Abung, Sungkai dinyatakan sebagai Lampung Pepadun dan tanah yang sudah diserahkan Buay Nunyai mutlak menjadi milik mereka. Kemungkinan daerah sungkai yang pertama kali adalah Negara Tulang Bawang membawa nama kampung/marga Negeri Tulang Bawang asal mereka di Komering. Dari sini mereka kemudian menyebar ke Sungkai Utara, Sungkai Selatan, Sungkai Jaya, dan sebagainya. Di daerah Sungkai Utara, seperti diceritakan Tjik Agus (64) pernah menjabat kacabdin di daerah ini, banyak penduduk yang berasal dari Komering Kotanegara. Mereka adalah generasi keempat sampai kelima yang sudah menetap di sana.

Perpindahan berikutnya, dilakukan Kebuayan Semendaway, khususnya Minanga. Mereka menyebar ke Kasui, Bukit Kemuning, Napal Belah/Pulau Panggung, Bunglai, Cempaka (Sungkai Jaya) di Lampung Utara. Ke Sukadana Lampung Timur dekat Negeri Tuho. Juga masuk ke Pagelaran, Tanggamus.

Dua Kampung Komering di Lampung Tengah (Komering Agung/Putih), menurut pengakuan mereka, berasal dari Komering. Nenek moyang mereka berbaur dengan etnis Abung di Lampung-Tengah. Akan tetapi, mereka kurang mengetahui asal kebuayan nenek moyangnya (mungkin orang yang penulis temui kebanyakan usia muda < 50 tahun). Mereka menyebut Komering yang di Palembang sebagai "nyapah" (terendam). Kemungkinan mereka juga berasal dari Minanga, karena kampong ini yang paling sering terendam air. Daerah Suka Banjar (Tiuh Gedung Komering, Negeri Sakti) Gedongtataan seperti diceritakan Herry Asnawi (56) dan Komaruzaman (70) (pensiunan BPN).

Penduduk di sana mengakui mereka berasal dari Komering (Dumanis) walaupun dialek mereka sudah tercampur dengan dialek Pubian. Tidak menutup kemungkinan dari daerah lain di Komering seperti Betung dsb, yang turut menyebar masuk daerah Lampung lain.
Melihat perjalanan dan penyebaran yang cukup panjang, peran dalam menyumbang etnis Lampung (Sungkai), serta menambah kebuayan Abung (Buay Nyerupa), tak ada salahnya kita mengetahui tentang dialek, tulisan, marga, maupun kepuhyangan yang ada di daerah Komering.

3. Kesimpulan

Melihat asal-usul suku Komering yang awal mula berasal dari Skala Brak lalu menyebar ke daerah dataran Way Komering dan kemudian sebagian menyebar ke Lampung, dipastikan "suku komering adalah orang Lampung juga". Dimana bahasa, huruf tulisan dan adat istiadat yang digunakan sama dengan orang Lampung.

Orang Komering melakukan perpindahan ke Lampung Tahun 1800-an, masuk ke daerah Abung Kebuayan Nunyai dan menetap disana menurunkan Lampung Sungkai (Bunga Mayang).
Kebuayan Semendaway (Kebuayan Tertua Komering) dari Minanga melakukan penyebaran ke Kasui, Bukit Kemuning, Napal Belah (Pulau Panggung), Bunglai, Cempaka - Sungkai Jaya (Lampung Utara), Sukadana (Lampung Timur dekat Negeri Tuho) dan Pagelaran (Tanggamus).

Selain itu juga mendirikan dua kampung yaitu Komering Agung/Putih (Lampung Tengah) dan Tiuh Gedung Komering - Negeri Sakti (Gedongtataan).

Pada artikel "Sejarah Keratuan Lampung" yang telah terbit sebelumnya, di daerah Komering khususnya di Martapura dulu telah berdiri Keratuan Pemanggilan. Keturunan Keratuan Pemanggilan menyebar ke daerah pesisir Barat Krui, Teluk Semaka, atau Teluk Lampung. Hal ini menjadi bukti bahwa sejak dulu masyarakat Komering yang tinggal di sekitar Martapura telah melakukan perpindahan ke berbagai daerah di Lampung (Pra atau Sejaman dengan Kepaksian Pak Skala Brak Abad ke-14) sebelum Sungkai Bunga Mayang pindah ke Lampung tahun 1800-an. Dari bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa orang Komering (Tua) yang telah melakukan perpindahan ke Lampung pada Pra atau Sejaman Kepaksian Pak menurunkan Suku Lampung Pesisir Pemanggilan (Lampung Pesesekh di Cukuh Balak, Kota Agung, Talang Padang, Kedondong dan Way Lima). Maka tidak dapat diragukan lagi bahwa "Suku Komering adalah Orang Lampung juga".

Bandar Lampung, 12 Mei 2009 / Oleh : JAMA'UDDIN

16 komentar:

  1. tw dk alat musigg suku komering ntu ap?????

    BalasHapus
  2. dari cerita di atas secara bahasa dan logika yang lebih tepat disebut adalah "Orang Lampung adalah orang Komering juga", bukan sebaliknya. Jadi lampung adalah bagian dari komering, bukan komering bagian dari lampung.

    BalasHapus
  3. Wajar saja orang Komering tidak mengaku dari Lampung, karena Lampung berasal dari Komering. Seharusnya adalah Suku-suku di Lampung harus rela disebut bagian atau turunan suku Komering.

    BalasHapus
  4. Kalau saya Tidak setuju kalau orang Lampung adalah Bagian dari Suku Komering... Yang ada Orang Komering adalah bagian dari lampung... Karena Setau saya asal usul orang Lampung itu berasal Dari Bukit Pesagi di Lampung Barat,, Kemudian Menyebar Keseluruh Pelosok Dilampung,, Bahkan diluar Provinsi Lampung seperti di Sumsel dan didaerah Cikoneng Banten...!!!

    BalasHapus
  5. @caii,apa alat musik suku komering???
    Yg saya tau komering hanya memiliki senjata tradisional(khas) dan lagu(nyanyian) yg merupakan peninggalan seni.

    BalasHapus
  6. KOMERING itu Bukan LAMPUNG...

    1. Asal SUKU KOMERING, BATAK dan LAMPUNG itu Memang Benar berasal dari Sekala Brak yang terletak di kaki Gunung Pesagi di Perbatasan OKU Selatan dan Lampung Barat yang Mana Nenek Moyang Kita Berasal dari TIONGKOK Selatan. Akan Tetapi Setelah Itu Nenek Moyang Kita Terpecah Ada Yang Menyusuri Pantai Utara Sumatera disebut SUKU BATAK, Ada Yang Menyusuri Sungai Komering DiSebut Suku KOMERING, dan Terakhir Ada yang Menyusuri Sungai RANAU, TULANG BAWANG disebut dengan SUKU LAMPUNG.

    2. Kalau Andaikan Anda Berasumsi KOMERING itu Bagian dari LAMPUNG kenapa BATAK tidak disebut sebagai orang LAMPUNG Juga. YANG Benar adalah Suku KOMERING, BATAK dan LAMPUNG adalah Bagian ORANG TIONGKOK SELATAN (SEKALA BRAK) itu Benar.

    3. Kami Ada Adat Istiadat Dan Tempat Tersendiri, Contohnya : Pakaian Adat Kami Berbeda dengan Orang LAMPUNG Baik Saibatin Maupun Pepadun.

    ANDA INI ORANG MINANGA Tapi TIDAK Tau Sejarah HANYA COPY PASTE...

    Coba Anda Tanyakan dengan Orang ASLI KOMERING, Karena Merekalah yang Mengetahui Sejarah Mereka dan darimana Mereka Berasal...

    BalasHapus
  7. @putra,seharusnya judulnya adlh 'orang lampung adalah orang komering jga' untuk menambah ketertarikan pembaca dan jga sang penulis adalh org asli lampung maka judulnya dibalik.selanjutnya tolong dibaca lebih jelas tulisan itu secara keseluruhan dan perlu kita bersama memahami tujuan penulis adlh agar timbul rasa persatuan dan cinta tanah air.

    BalasHapus
  8. di akui dan tidak diakui komering adalah keturunan lampung,bukan lampung keturunan komering apalagi batak........mohon pelajari sejarah yg benar

    BalasHapus
  9. Pak hamzah,kami sebagai generasi muda sangat ingin mengetahui fakta2 apa yg menjadi landasan pak hamzah mengatakan bahwa 'komering berasal dari lampung'???
    Kami berharap akan mendapat pengetahuan lebih dari pak hamzah.terima kasih.

    BalasHapus
  10. Jelas bahwa komering adalah orang lampung.dari bahasanya saja sudah berbahasa lampung dialek A skala bghak.

    MINANGA dalam bhsa skala bghaknya berasal dari kata BUMI MENANG Sinonimnya = Minang, Menang, Lambung,dunggak,lambang, datas, tekhatas, tekhuggak, dati, tinggil, Bawang, ucung yang artinya atas atau tinggi, Bhsa halus untuk menyebut daerah yang ktinggiannya lebih tinggi dari daerah di sekitarnya di skala bghak di sebut BUMI MENANG.

    Org skla bghak menyebut orang lampung Komering SAMINANGA artinya bersal dari satu bukit (dataran tinggi/Bumi menang gunung pesagi dan sekitarnya).

    PALEMBANG dalam bahasa skala bghak PELAMBANG (taruh di Bagian atas) = PELAMBUNG (Bagian atas) = BAWANG LIMBANG (Bukit/gunung yg terjal). Jadi dari kedua nama tersebut menunjukkan bahwa orang minanga dan palembang berasal dari dataran Tinggi (Skala Bghak) atau gunung.

    KOMERING dalam bhasa skala bghak adalah MEGHING = TEGHING = ULOK = ULOK MULANG yang artinya aliran air di sungai, laut atau rawa yang memutar seperti pusaran, jadi Komering adalah sungai yang mempunyai pusaran air biasanya di muara/muagha/hamagha di sebut MUAGHA UPANG atau TEGHING CAGHOM (pusaran air yg banyak berkumpul).

    SAMANDAWAI dalam bhasa skala bghak adalah SAMANDA = SEMENDO Artinya menyebrang. dalam adat perakawinan di skala bghak ada istilah bakas samanda artinya laki-laki yang ikut/menyeberang mengikuti jurai istrinya.
    WAI = Air = Kata Wai sering di guanakan untuk memberi nama daerah yang ada sungai, atau danau atau daerah yang memiliki sumber air untuk kepentingan umun seperti telaga dll. Jadi SAMANDAWAI orang2 yang menyeebrangi air, bisa lewat sungai bisa lewat danau.

    JALMA DAYA = JAMMA DAYA = orang kuat/orang yang Berani.inilah masyarakat pertama skla bghak yang menyebar ke daerah lain, adok atau julukan jalma daya di berikan karena merekalah yang paling pertama berani dan sanggup untuk bermigrasi ke daerah lain, maka tidak aneh jika mereka memberi nama PALEMBANG di tempat mereka bermukim, karena mereka ingat akan asalnya dari dataran tinggi(Skala Bghak).

    BalasHapus
  11. kalo nulis jangan asal nulis apa saking bodohnya anda tidak pernah baca sejarah bukti bahwa prasasti palas pasemah menunjukan lampung adalah jajahan sriwijaya dan bahasa sriwijaya adalah bahasa melayu kuno bukan bahasa lampung masak sriwijaya jajah kampung sendiri he he he kalo mau menaikan pamor suku boleh tapi jangan asal ceplos kayak kentut aja apalagi mengatakan orang palembang dari skala brak kami punya silsilah sendiri dan di dukung keterangan2 para ahli. skla brak dengan tulang bawang saja lebih terkenal tulangbawang terbukti dngan adanya catatan cina itsing tdk pernah menyebutkan kerajaan skala brak yg di sebutkan kerjaan koying, melayu tua ,sriwijaya, tulangbawang,kantoli/kuntala bukan kenali di daerah liwa dan bukti2 megalitikum banyak di temukan di palembang ,pagar alam daerah sumsel tapi kami suku pasemah tidak mengaku2 cikal bakal suku lain dan tidak mengusik suku yg lain krna biar fakta yg bicara blajar lah banyak tentang sejarah dulu baru bicara hingga org lain tidak terusik sampai saat ini saja yg menghuni propinsi lampung mayoritas adlah jawa dan org sumsel anda sebagai cikal bakal malah tidak punya keturanan yg banyak di kampung sendiri intropeksi diri jangan asal ceplos ya dik kecuali kalo anda tidak terdidik saya bisa memaklumi dan menganggap anda anak tk yg harus di kasihani

    BalasHapus
  12. anda harus liat ada brpa gelintir org lampung yg ada di palembang di bandingkan suku ogan lahat semendo, komring,sekayu ,kayu agung ,kalo di lampung hampir setiap suku tersebut mendiami bumi lampung tidak usah memutar balik kan fakta lebih baik anda gali lagi secara dalam tentang kerajaan skalabrak knpa tidak bisa terkenal seperti sriwijya dan knpa keturunanya hanya banyak di liwa saja dan knpa kalah pamor dengan kerajaan tulang bawang gali trus tapi jangan ampe stres ya dik

    BalasHapus
  13. ingatlah sejarah wahai orang lampung,sejarah perang abung,jika kau tau sejarah perang abung maka kau akan tau mengapa orang komring bisa dilampung dan mengapa lampung dikenal dgn julukan satu daerah banyak keturunan.sejarah tak bisa direkayasa.

    BalasHapus
  14. kalo menurut w sih, komering y komering, lampung y lampung. bahasanya juga nggak sama, tapi mirip.
    mirip ntu bukan berarti sama.

    btw, agan ne orang komering apa orang lampung ???

    BalasHapus
  15. untuk kanda2 yang koment diatas ini kan sekedar sharing aj,klw bnr y di terima klwpun salah y dimaafin tho!!!lg pula klw kanda2 ada yg benar2 tau coba posting/sharing di blog pnya ente,biar yg junior2 kyk kita ini bs tau,jgn cuma bisa koment yg pedas2 aja.....
    td smpt aku klik satu2 profil yg koment diatas smua nya pnya akun blogger,,tp wkt diliat ee blogger tidak tersedia or blogger nya ada tp posting blog nya kosong!!!!jd menurut saya yg pnya blog ini selangkah lebih maju pikirin nya dr pd yg koment diatas bukti nya aja blog ini ada artikel nya walaupun sahabat kita ini salah kasi judul dikit n copas.copy paste jg gak papa tp link sumber nya di tulis itu aja kritik aku mas bro hehehehehehe

    BalasHapus
  16. @bro adriansyah,thanks atas sarannya n thanks jga buat opininya...
    Artikel ini saya link dr iwatbatin dan telah di kompirmasi untuk saya link,jadi tanpa d tambah dan dikurangi...
    @darmawijaya,saya aslinya komering

    BalasHapus

Kritik&Saran